Proses Penanganan Perkara Di Pengadilan Agama ( Pengacara Wachid Dedy Sugiyanto,S.H.)jepara,kudus,pati,demak,semarang,jawa tengah,indonesia







Proses Penanganan Perkara




 PROSES PENYELESAIAN PERKARA CERAI
GUGAT
1.

Penggugat mendaftarkan gugatan perceraian ke pengadilan agama/mahkamah syar’iah.
2.

Penggugat dan Tergugat dipanggil oleh pengadilan agama/mahkamah syar’iah untuk menghadiri persidangan
3.

Tahapan persidangan :

a.
Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihakdan suami istri
harus datang secara pribadi (Pasal 82 UU No. 7 Tahun 1989);

b.
Apabila tidak berhasil,maka hakim mewajibkan kepada kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi(Pasal 3 ayat (1) PERMA No. 2 Tahun 2003);

c.
Apabila mediasi tidak berhasilmaka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat permohonanjawabanjawab menjawabpembuktian dan kesimpulanDalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktianTermohon dapat mengajukan gugatan rekonvensi (gugat balik) (Pasal 132 a HIR, 158 R.Bg);


Putusan pengadilan agama/mahkamah syar’iyah atas permohonan cerai gugat sebagai berikut :

a.
Gugatan dikabulkanApabila Tergugat tidak puas dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iah tersebut;

b.
Gugatan ditolakPenggugat dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iah tersebut;

c.
Gugatan tidak diterimaPenggugat dapat mengajukan gugatan baru.
4.

Setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap maka panitera pengadilan agama/mahkamah syar’iahmemberikan Akta Cerai sebagai surat bukti cerai kepada kedua belah pihak selambat-lambatnya 7 (tujuhharisetelah putusan tersebut diberitahukan kepada para pihak.

PROSES PENYELESAIAN PERKARA CERAI TALAK
1.

Pemohon mendaftarkan permohonan cerai talak ke pengadilan agama/mahkamah syar’iyah.
2.

Pemohon dan Termohon dipanggil oleh pengadilan agama/mahkamah syar’iah untuk menghadiri persidangan.
3.

Tahapan persidangan :

a.
Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihakdan suami istri harusdatang secara pribadi (Pasal 82 UU No. 7 Tahun 1989);

b.
Apabila tidak berhasilmaka hakim mewajibkan kepada kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi(Pasal 3 ayat (1) PERMA No. 2 Tahun 2003);

c.
Apabila mediasi tidak berhasilmaka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat permohonanjawabanjawab menjawabpembuktian dan kesimpulanDalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktianTermohon dapat mengajukan gugatan rekonvensi (gugat balik) (Pasal 132 a HIR, 158 R.Bg);


Putusan pengadilan agama/mahkamah syar’iyah atas permohonan cerai talak sebagai berikut :

a.
Permohonan dikabulkanApabila Termohon tidak puas dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iyah tersebut;

b.
Permohonan ditolakPemohon dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iyahtersebut;

c.
Permohonan tidak diterimaPemohon dapat mengajukan permohonan baru.



4.

Apabila permohonan dikabulkan dan putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetapmaka :

a.
Pengadilan agama/mahkamah syar’iah menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak;

b.
Pengadilan agama/mahkamah syar’iah memanggil Pemohon dan Termohon untuk melaksanakan ikrar talak;

c.
Jika dalam tenggang waktu 6 (enambulan sejak ditetapkan sidang penyaksian ikrar talaksuami atau kuasanya tidak melaksanakan ikrar talak di depan sidangmaka gugurlah kekuatan hukum penetapan tersebut danperceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan hukum yang sama (Pasal 70 ayat (6) UU No. 7 Tahun1989).
5.

Setelah ikrar talak diucapkan panitera berkewajiban memberikan Akta Cerai sebagai surat bukti kepada keduabelah pihak selambat-lambatnya 7 (tujuhhari setelah penetapan ikrar talak (Pasal 84 ayat (4) UU No. 7 Tahun1989);

PROSES PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN LAIN
1.

Penggugat atau kuasanya mendaftarkan gugatan ke pengadilan agama/mahkamah syar’iah.
2.

Penggugat dan Tergugat dipanggil oleh pengadilan agama/mahkamah syar’iah untuk menghadiri persidangan.


Tahapan Persidangan :
3.
a.
Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak

b.
Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkan kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi(PERMA No. 2 Tahun 2003);

c.
Apabila mediasi tidak berhasilmaka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat gugatanjawabanjawab menjawabpembuktian dan kesimpulanDalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktianTergugat dapat mengajukan gugatan rekonvensi (gugat balik) (Pasal 132 HIR, 158 R.Bg).


Putusan Pengadilan Agama/mahkamah syar’iyah atas permohonan tersebut sebagai berikut :

a.
Gugatan dikabulkanApabila Tergugat tidak puas dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iah tersebut;

b.
Gugatan ditolakPenggugat dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iah tersebut;

c.
Gugatan tidak diterimaPenggugat dapat mengajukan gugatan baru.
4.

Setelah putusan  memperoleh kekuatan hukum tetapkedua belah pihak dapat meminta salinan putusan (Pasal185 HIR,196 R.Bg).
5.

Apabila pihak yang kalah dihukum untuk menyerahkan obyek sengketakemudian tidak mau menyerahkan secara suka relamaka pihak yang menang dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada pengadilanagama/mahkamah syar’iah yang memutus perkara tersebut.


Cara Mengurus Perceraian Non Muslim Jepara

-           Untuk Perkawinan bagi WNI beragama Kristen tunduk pada aturan-aturan yang diatur dalam pasal 2 UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perka...

Senin, 17 September 2018

Proses Penanganan Perkara Di Pengadilan Agama ( Pengacara Wachid Dedy Sugiyanto,S.H.)jepara,kudus,pati,demak,semarang,jawa tengah,indonesia







Proses Penanganan Perkara




 PROSES PENYELESAIAN PERKARA CERAI
GUGAT
1.

Penggugat mendaftarkan gugatan perceraian ke pengadilan agama/mahkamah syar’iah.
2.

Penggugat dan Tergugat dipanggil oleh pengadilan agama/mahkamah syar’iah untuk menghadiri persidangan
3.

Tahapan persidangan :

a.
Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihakdan suami istri
harus datang secara pribadi (Pasal 82 UU No. 7 Tahun 1989);

b.
Apabila tidak berhasil,maka hakim mewajibkan kepada kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi(Pasal 3 ayat (1) PERMA No. 2 Tahun 2003);

c.
Apabila mediasi tidak berhasilmaka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat permohonanjawabanjawab menjawabpembuktian dan kesimpulanDalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktianTermohon dapat mengajukan gugatan rekonvensi (gugat balik) (Pasal 132 a HIR, 158 R.Bg);


Putusan pengadilan agama/mahkamah syar’iyah atas permohonan cerai gugat sebagai berikut :

a.
Gugatan dikabulkanApabila Tergugat tidak puas dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iah tersebut;

b.
Gugatan ditolakPenggugat dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iah tersebut;

c.
Gugatan tidak diterimaPenggugat dapat mengajukan gugatan baru.
4.

Setelah putusan memperoleh kekuatan hukum tetap maka panitera pengadilan agama/mahkamah syar’iahmemberikan Akta Cerai sebagai surat bukti cerai kepada kedua belah pihak selambat-lambatnya 7 (tujuhharisetelah putusan tersebut diberitahukan kepada para pihak.

PROSES PENYELESAIAN PERKARA CERAI TALAK
1.

Pemohon mendaftarkan permohonan cerai talak ke pengadilan agama/mahkamah syar’iyah.
2.

Pemohon dan Termohon dipanggil oleh pengadilan agama/mahkamah syar’iah untuk menghadiri persidangan.
3.

Tahapan persidangan :

a.
Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihakdan suami istri harusdatang secara pribadi (Pasal 82 UU No. 7 Tahun 1989);

b.
Apabila tidak berhasilmaka hakim mewajibkan kepada kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi(Pasal 3 ayat (1) PERMA No. 2 Tahun 2003);

c.
Apabila mediasi tidak berhasilmaka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat permohonanjawabanjawab menjawabpembuktian dan kesimpulanDalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktianTermohon dapat mengajukan gugatan rekonvensi (gugat balik) (Pasal 132 a HIR, 158 R.Bg);


Putusan pengadilan agama/mahkamah syar’iyah atas permohonan cerai talak sebagai berikut :

a.
Permohonan dikabulkanApabila Termohon tidak puas dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iyah tersebut;

b.
Permohonan ditolakPemohon dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iyahtersebut;

c.
Permohonan tidak diterimaPemohon dapat mengajukan permohonan baru.



4.

Apabila permohonan dikabulkan dan putusan telah memperoleh kekuatan hukum tetapmaka :

a.
Pengadilan agama/mahkamah syar’iah menentukan hari sidang penyaksian ikrar talak;

b.
Pengadilan agama/mahkamah syar’iah memanggil Pemohon dan Termohon untuk melaksanakan ikrar talak;

c.
Jika dalam tenggang waktu 6 (enambulan sejak ditetapkan sidang penyaksian ikrar talaksuami atau kuasanya tidak melaksanakan ikrar talak di depan sidangmaka gugurlah kekuatan hukum penetapan tersebut danperceraian tidak dapat diajukan lagi berdasarkan alasan hukum yang sama (Pasal 70 ayat (6) UU No. 7 Tahun1989).
5.

Setelah ikrar talak diucapkan panitera berkewajiban memberikan Akta Cerai sebagai surat bukti kepada keduabelah pihak selambat-lambatnya 7 (tujuhhari setelah penetapan ikrar talak (Pasal 84 ayat (4) UU No. 7 Tahun1989);

PROSES PENYELESAIAN PERKARA GUGATAN LAIN
1.

Penggugat atau kuasanya mendaftarkan gugatan ke pengadilan agama/mahkamah syar’iah.
2.

Penggugat dan Tergugat dipanggil oleh pengadilan agama/mahkamah syar’iah untuk menghadiri persidangan.


Tahapan Persidangan :
3.
a.
Pada pemeriksaan sidang pertama, hakim berusaha mendamaikan kedua belah pihak

b.
Apabila tidak berhasil, maka hakim mewajibkan kedua belah pihak agar lebih dahulu menempuh mediasi(PERMA No. 2 Tahun 2003);

c.
Apabila mediasi tidak berhasilmaka pemeriksaan perkara dilanjutkan dengan membacakan surat gugatanjawabanjawab menjawabpembuktian dan kesimpulanDalam tahap jawab menjawab (sebelum pembuktianTergugat dapat mengajukan gugatan rekonvensi (gugat balik) (Pasal 132 HIR, 158 R.Bg).


Putusan Pengadilan Agama/mahkamah syar’iyah atas permohonan tersebut sebagai berikut :

a.
Gugatan dikabulkanApabila Tergugat tidak puas dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iah tersebut;

b.
Gugatan ditolakPenggugat dapat mengajukan banding melalui pengadilan agama/mahkamah syar’iah tersebut;

c.
Gugatan tidak diterimaPenggugat dapat mengajukan gugatan baru.
4.

Setelah putusan  memperoleh kekuatan hukum tetapkedua belah pihak dapat meminta salinan putusan (Pasal185 HIR,196 R.Bg).
5.

Apabila pihak yang kalah dihukum untuk menyerahkan obyek sengketakemudian tidak mau menyerahkan secara suka relamaka pihak yang menang dapat mengajukan permohonan eksekusi kepada pengadilanagama/mahkamah syar’iah yang memutus perkara tersebut.